Perjuangan Tiada Akhir Muslim Patani

~
Dalam perjuangan melawan militer Thailand para pejuang Patani menerapkan titik geriliya. Salah satu panduannya adalah strategi geriliya yang pernah diterapkan di Indonesia.terdapat beberapa elemen perjuangan rakyat Pattani yang melakukan perlawan terhadap pemerintah Thailand. Meskipun semuanya menuntut kemerdekaan, tetapi masing-masing memiliki karekter dan identidas sendiri.

Pernah ada upaya untuk menyatukan semua gerakkan perlawan ini dalam satu atap, dengan mengunakan istilah Bersatu, namun tak efektif. Hingga kini yang termasuk aktif melakukan serangan adalah BRN dan POLO, namun kedua kelompok tak pernah mau mengaku. Ada serangan terhadap militer Thailand, namun tidak ada pihak yang bertanggungjawab. Semua gerakan perjuangan tutup mulut.

“Di sini beda dengan Negara-negara lain, di mana pelaku penyerangan atau pemboman biasanya mengaku dan menyebutkan diri. Di sini tak ada yang mengaku, padahal jelas-jelas mereka yang melakukan serangan terhadap askar (tentera) kerajaan,” katanya. Mereka pula yang kerap merepotkan tentera kerajaan dengan aksi-aksi “siluman” hit and rum meraka mengibaratkan diri melawan hantu yang tak tampak.

Yang lebih mengagumkan ternyata taktik dan siasat perjuangan geriliyawan Pattani didapatkan dari Indonesia “kami belajar taktik geriliya dari buku bapak Abdul Haris” ujar Jendral AH Nasution ahli perang geriliya dan penulis buku Fenomenal, Strategi Of Guerrillawarfare. Di sebut dengan RKK. Mempunyai tugas masing-masing diantaranya divisi militer, politik, dan ekonmi. Divisi militer tugasnya adalah latiahn perang dan melakukan serangan atau geriliya. Divisi politik bertugas memolisasikan massa, melakuakn pemberdayaan, dan diplomas. Sedangkan divisi ekonomi berkonsentrasi dalam hal pencarian dana untuk menunjang gerak dan langkah perjuangan. Para pejuang ini tak kenal menyerah dan pantang mundur dari medan laga. Targetnya merdeka atau mati syhid. “tak ada istilah kalah dalam perjuang Islam. Kalau menang kita Berjaya, kalau mati kita syahid.”kata pejuang geriliya Pattani . pejuang yang pernah berjihad di Afghanistan bersama imam Samudera. “mereka adalah mujahidin alumni Afghanistan. Kalau antum (anda) bertemu mereka sampaikan salam saya.”

Namun laskar Islam itu barjanji akan mengantarkan Sabili bertemu dengan nama-nama yang disebutkan Imam jika berkunjung lagi ke Pattani. “Kami belum bisa membawa anda ke markas sebelum kami yakin betul Anda adalah orang yang diamanahi akhi (suadara) Imam”.

Sayang di tengah menggebunya semangat membebaskan diri dari belenggu penjajahan, masih ada saja sabagian warga pattani yang berkhianat. Mereka rela menjadi mata-mata kerajaan demi lembarab-lembaran baht (mata uang Thailand). Pihak kerajaan member mereka uang sebesar 4000-5000 baht untuk informasitentang geriliyawan. Pattani yang berlakukan perlawanan adalah tidak adanya Islam dukungan dari negara-negara lainnya. Para pejuang Pattani ini miskin dalam bantuan baik dalam hal dana maupun persenjataan. Senjata yang meraka pakai kebanyakan hasil rampasan dari militer Thailand.

Menurut Abdul Rahman, hanya ada satu Negara yang menyokong perjuangan Muslim-Pattani, yaitu Syria. “Mereka banyakmemberikan bantuan dana, perlindungan, suaka politik, dan lainnya. Dulu ada Libia dan Iran, namun sekarang sudah hilang. Bahkan organisasi Konferensi Islam (OKI) pun tak bisa suara dalam hal ini.”

Seluruh kaum Muslimin Di Pattani berharap umat Islam di Indonesia dan malysia memberikan perhatian dan dukungan terhadap permasalahan yang dihadapi umat Islam di Thailand selatan “karena bagaimanapun, bagi umat Islam disini Indonesia adalah sebagai bapak dan Malaysia itu sebagai kakak. Kita di sini tidak ada tempat meminta tolong dan perlindungan. Kalu bukan saudara-saudara di Indonesia dan Malaysia, kepada siapa lagi? Paling tidak bantulah kami dengan doa. ”

Sumber: Sabili